27 November 2016

Lautan Imajinasi Sang Laba-Laba

Judul : Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng
Judul Asli : The Ringmaster's Daughter
Pengarang : Jostein Gaarder 
Bahasa : Indomesia
Penerbit : Mizan 
ISBN : 978-979-433-887-2
Cetakan : III,Maret 2016
Ketebalan : 259 Halaman
Status : Koleksi Pribadi



Petter adalah anak yang memiliki imajinasi berlimpah.Semasa kecilnya,daripada bermain dengan teman sebaya,ia lebih memilih menyendiri dan tenggelam dalam imajinasinya.Ketika ia mulai bisa membaca dan menulis,ia mencatat setiap ide cerita yang terlintas di benaknya.Sayangnya,meski dianugerahi ide dan imajinasi yang berlimpah,Petter kesulitan untuk menjadikannya sebuah cerita utuh.Ide yang terus membanjirinya tanpa henti membuatnya tak bisa menatanya dengan baik.Ia terus dan terus mencatat setiap ide yang keluar.Hingga semua idenya terdokumentasi dengan rapi.Karena imajinasi yang terus membanjirinya,Petter menjadi kesulitan membedakan antara fiksi dan realita.Sampai tercipta sosok pria semeter yang selalu membuntutinya kemanapun ia pergi.Ketika Petter beranjak kuliah,ia berjumpa dengan Maria.
Perempuan yang mempesona dirinya,hingga ia membagi sebagian kisah yang ia karang pada Maria.Hubungan mereka semakin erat,hingga Maria ingin memiliki anak dari hubungannya dengan Petter.Tapi Maria menginginkan,sang anak dimiliki sepenuhnya dan tak boleh memiliki kenangan tentang Petter sebagai ayahnya.Petter menuruti permintaan tersebut,karena Petter sendiri tertarik dengan ide tersebut.Ia memiliki anak tanpa perlu bertanggung jawab.Singkatnya,setelah Maria hamil,ia meninggalkan Petter.Ketika sang anak terlahir dan berusia 3 tahun,ia membawanya ke Petter.Sang anak tak tahu bahwa Petter adalah ayah kandungnya.Pertemuan tersebut hanya sekejap,dan Maria beserta anaknya memutuskan pindah ke Stockholm.Petter tak pernah bertemu lagi dengan mereka berdua.Di tengah kesendirian dan kebutuhan untuk menghidupi dirinya,Petter menjual ide cerita berupa sinopsis dan novel setengan jadi miliknya kepada para penulis yang sedang mengalami stagnasi ide.Pelan tapi pasti,Petter membentuk jejaring dengan penulis di seluruh dunia.Dimana ia menjual ide cerita dan sinopsisnya.Diantara sebagian besar ceritanya tersebut,Petter hanya pernah menceritakannya pada Maria dan ibunya.Writer’s Aid yang didirikannya sukses besar,Petter semakin meningkatkan persyaratan dan merekam setiap kesepakatan yang ia buat untuk dokumentasi.Di tengah jaringannya yang semakin menggurita,Petter akhirnya terjerat oleh benang yang dipintalnya sendiri.Petter si Laba-laba terjerat dalam jaringnya sendiri.Writer’s Aid yang dipandeganinya dituding memicu skandal besar industri perbukuan dan dunia sastra.
Diantara sekian cerita yang dikarangnya,Petter paling menyukai cerita Panina Manina,sang putri pemimpin sirkus.Ia mengarang cerita tersebut sejak usia dini,dan hanya diceritakan pada ibunya dan Maria.Cerita tentang pemimpin sirkus yang kehilangan putrinya,karena suatu kecelakaan.Bertahun-tahun ia kehilangan sang pitri,hingga akhirnya takdir mempertemukan mereka dalam bahagia tak terkira.Kisah tersebut berulang kali diceritakan pada Maria dan ibu Petter,dalam berbagai variasi.Tak dinyana kisah rekaannya tersebut menjadi gambaran jalan hidup bagai Petter.Cerita lain yang menjadi favorit Petter dan menjadi gambaran jalan hidupnya adalah kisah bidak catur manusia.Mengisahkan seorang bangsawan yang mengadakan pesta dimana kemudian para peserta dijadikan bidak caturnya.Sang bangsawan yang menjadi pengatur strategi sekaligus memerankan bidak raja.Seperti halnya Petter yang menjadi bidak raja dalam jejaring Writer’s Aid buatannya.Hingga akhirnya ia terkena jeratannya sendiri,skakmat.
Yang menarik disini adalah gaya bercerita Garder,dimana seolah-olah Petter menulis sendiri kisah hidupnya.Novel ini bagaikan kisah hidup Petter,membuatnya mengaburkan antara realita dan fiksi.Alurnya bolak-balik,dan kisahnya diakhiri ketika Petter berhenti menulis dan menutup laptopnya.Unik bukan??Sensasinya seperti ketika membaca Dunia Sophie.Ketika realita dan fiksi membaur atau dalam kasus Dunia Sophie ada fiksi di dalam fiksi.Setelah menutup buku,novel ini membuatku tercenung.Garder seperti mengaburkan batasan realita dan imajinasi.Pesan moral sangat kuat,seperti karya Garder lainnya.Garder seolah mengatakan,sehebat apapun imajinasi yang kau miliki,kau harus tetap menjejak kenyataan.Terkadang imajinasi kita menjadi gambaran kenyataan yang mungkin saja kita hadapi.
Terlepas dari deskripsi tentang catur dengan bidak manusia yang menurutku membingungkan,novel ini layak dibaca.Gaya penceritaan Garder yang unik menjadi daya tarik utama.Seunik apa?Lebih baik dibaca sendiri,dan rasakan sensasi dunia Garder yang filosofis tapi tak menggurui.



No comments:

Post a Comment