Judul Asli : The Ringmaster's Daughter
Pengarang : Jostein Gaarder
Bahasa : Indomesia
Penerbit : Mizan
ISBN : 978-979-433-887-2
Cetakan : III,Maret 2016
Ketebalan : 259 Halaman
Status : Koleksi Pribadi
Petter adalah
anak yang memiliki imajinasi berlimpah.Semasa kecilnya,daripada bermain dengan
teman sebaya,ia lebih memilih menyendiri dan tenggelam dalam
imajinasinya.Ketika ia mulai bisa membaca dan menulis,ia mencatat setiap ide
cerita yang terlintas di benaknya.Sayangnya,meski dianugerahi ide dan imajinasi
yang berlimpah,Petter kesulitan untuk menjadikannya sebuah cerita utuh.Ide yang
terus membanjirinya tanpa henti membuatnya tak bisa menatanya dengan baik.Ia
terus dan terus mencatat setiap ide yang keluar.Hingga semua idenya
terdokumentasi dengan rapi.Karena imajinasi yang terus membanjirinya,Petter
menjadi kesulitan membedakan antara fiksi dan realita.Sampai tercipta sosok
pria semeter yang selalu membuntutinya kemanapun ia pergi.Ketika Petter
beranjak kuliah,ia berjumpa dengan Maria.
Perempuan yang
mempesona dirinya,hingga ia membagi sebagian kisah yang ia karang pada
Maria.Hubungan mereka semakin erat,hingga Maria ingin memiliki anak dari
hubungannya dengan Petter.Tapi Maria menginginkan,sang anak dimiliki sepenuhnya
dan tak boleh memiliki kenangan tentang Petter sebagai ayahnya.Petter menuruti
permintaan tersebut,karena Petter sendiri tertarik dengan ide tersebut.Ia
memiliki anak tanpa perlu bertanggung jawab.Singkatnya,setelah Maria hamil,ia
meninggalkan Petter.Ketika sang anak terlahir dan berusia 3 tahun,ia membawanya
ke Petter.Sang anak tak tahu bahwa Petter adalah ayah kandungnya.Pertemuan
tersebut hanya sekejap,dan Maria beserta anaknya memutuskan pindah ke
Stockholm.Petter tak pernah bertemu lagi dengan mereka berdua.Di tengah
kesendirian dan kebutuhan untuk menghidupi dirinya,Petter menjual ide cerita
berupa sinopsis dan novel setengan jadi miliknya kepada para penulis yang
sedang mengalami stagnasi ide.Pelan tapi pasti,Petter membentuk jejaring dengan
penulis di seluruh dunia.Dimana ia menjual ide cerita dan sinopsisnya.Diantara
sebagian besar ceritanya tersebut,Petter hanya pernah menceritakannya pada
Maria dan ibunya.Writer’s Aid yang didirikannya sukses besar,Petter semakin
meningkatkan persyaratan dan merekam setiap kesepakatan yang ia buat untuk
dokumentasi.Di tengah jaringannya yang semakin menggurita,Petter akhirnya
terjerat oleh benang yang dipintalnya sendiri.Petter si Laba-laba terjerat
dalam jaringnya sendiri.Writer’s Aid yang dipandeganinya dituding memicu
skandal besar industri perbukuan dan dunia sastra.
Diantara
sekian cerita yang dikarangnya,Petter paling menyukai cerita Panina Manina,sang
putri pemimpin sirkus.Ia mengarang cerita tersebut sejak usia dini,dan hanya diceritakan
pada ibunya dan Maria.Cerita tentang pemimpin sirkus yang kehilangan
putrinya,karena suatu kecelakaan.Bertahun-tahun ia kehilangan sang pitri,hingga
akhirnya takdir mempertemukan mereka dalam bahagia tak terkira.Kisah tersebut
berulang kali diceritakan pada Maria dan ibu Petter,dalam berbagai variasi.Tak
dinyana kisah rekaannya tersebut menjadi gambaran jalan hidup bagai
Petter.Cerita lain yang menjadi favorit Petter dan menjadi gambaran jalan
hidupnya adalah kisah bidak catur manusia.Mengisahkan seorang bangsawan yang
mengadakan pesta dimana kemudian para peserta dijadikan bidak caturnya.Sang
bangsawan yang menjadi pengatur strategi sekaligus memerankan bidak
raja.Seperti halnya Petter yang menjadi bidak raja dalam jejaring Writer’s Aid
buatannya.Hingga akhirnya ia terkena jeratannya sendiri,skakmat.
Yang menarik
disini adalah gaya bercerita Garder,dimana seolah-olah Petter menulis sendiri
kisah hidupnya.Novel ini bagaikan kisah hidup Petter,membuatnya mengaburkan
antara realita dan fiksi.Alurnya bolak-balik,dan kisahnya diakhiri ketika
Petter berhenti menulis dan menutup laptopnya.Unik bukan??Sensasinya seperti
ketika membaca Dunia Sophie.Ketika realita dan fiksi membaur atau dalam kasus
Dunia Sophie ada fiksi di dalam fiksi.Setelah menutup buku,novel ini membuatku
tercenung.Garder seperti mengaburkan batasan realita dan imajinasi.Pesan moral
sangat kuat,seperti karya Garder lainnya.Garder seolah mengatakan,sehebat
apapun imajinasi yang kau miliki,kau harus tetap menjejak kenyataan.Terkadang
imajinasi kita menjadi gambaran kenyataan yang mungkin saja kita hadapi.
Terlepas dari
deskripsi tentang catur dengan bidak manusia yang menurutku membingungkan,novel
ini layak dibaca.Gaya penceritaan Garder yang unik menjadi daya tarik
utama.Seunik apa?Lebih baik dibaca sendiri,dan rasakan sensasi dunia Garder
yang filosofis tapi tak menggurui.
