Judul Asli : L'Etranger
Pengarang : Albert Camus
Penerjemah : Abdurrahman
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Senja Publishing
ISBN : 978-602-16830-4-0
Cetakan : 1,Oktober 2015
Ketebalan : vi + 168 Halaman
Genre : Novella,Sastra
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 3,5/5
Adegan dibuka dengan kematian ibu dari tokoh
utama,Meursault.Berita duka yang seharusnya membuat setiap orang bersedih.Tapi
tidak dengan Meursault.Ia merasa biasa saja.Tak ada yang perlu ditangisi.Baginya
peristiwa kematian ibunya tak ubahnya peristiwa lain yang terjadi di
dunia.Ketika setiap orang bersedih,ia tetap tenang seperti tidak apapun yang
terjadi.Tidak ada emosi yang ia rasakan.Di kehidupan sehari-harinya pun,ia
demikian.Tidak ada tujuan yang ingin dicapai,tidak ada teman dekat,kecuali
teman sambil lalu.Hunian tempatnya tinggal juga cenderung sederhana.Hingga
kemudian ia bertemu dan berkawan karib dengan Raymond dan Marie.Pada awalnya Meursault
hanya ingin mendengar keluh kesah Raymond,hingga kemudian Raymond
mempercayainya dan berteman dengannya.
Diawali liburan di pantai bersama antara mereka
bertiga,disertai adanya konflik antara Raymond dan orang Arab,terjadilah suatu
peristiwa yang mengubah jalan hidup Meursault.Ia menembak seorang Arab dengan
lima tembakan beruntun di tubuh.Motif pembunuhan pun sangat aneh.Hanya karena
Meursault merasakan teriknya panas matahari hingga kemudian ia menarik pelatuk
dan menembak orang Arab itu lima tembakan.
Sekilas sang tokoh utama dalam novella ini,tampak sinting
dan aneh dalam pandangan umum.Tidak ada emosi yang ditunjukkan,tidak memiliki
tujuan hidup,selalu beranggapan segala yang terjadi hanyalah kejadian biasa
yang tidak signifikan dalam hidupnya.Baginya hidup hanya untuk dijalani tanpa
perlu embel-embel apapun.Sebutan aneh atau asing wajar disematkan padanya.Setidaknya
dalam perspektif umum.Sepertinya Camus mengritik pengertian kewarasan dalam
masyarakat.Apa yang dianggap waras.apa yang dianggap gila dalam masyarakat.Bagi
Camus,hal itu relatif.Bisa saja orang yang dianggap aneh atau gila tidak
menganggap dirinya demikian.Meskipun orang lain mengecapnya sebagai tidak waras
dan aneh,Meursault tetap tenang.Baginya apa yang ia alami dan lakukan wajar
saja.Demikian pula di kehidupan kita sehari-hari.Kita sering berpikir bahwa
orang lain mungkin gila atau tidak waras,padahal itu hanya masalah sudut
pandang.Mungkin kita sendiri juga dipandang gila oleh orang lain,walau bagi
kita mungkin apa yang kita lakukan dan pikirkan adalah wajar.
Ada nuansa Murakami yang sangat kuat dalam novella
ini.Meursault mengingatkanku pada Tengo,yang hidup luntang luntung seperti
tanpa tujuan dan hidup nyaris soliter dengan sedikit hubungan sosial.Sepertinya
Camus dan Murakami adalah lulusan dari sekolah yang sama,dimana Camus adalah
kakak kelasnya.Absurditas yang ditampilkan keduanya terasa mirip.Membaca karya
mereka membuat kita mengernyitkan dahi.Saya sendiri sering berpikir,apa iya ada
orang yang betah menjalani hidup seperti itu.Nuansa individualisme sangat
kuat.Di sisi lain Camus dan Murakami seperti mengajak kita,para pembaca untuk
menghormati jalan dan pilihan hidup orang yang sering dicap sebagai liyan oleh
masyarakat.Karena pada akhirnya setiap individu menanggung akibat dari setiap
keputusannya sendiri.
Kekuatan terbesar novella ini adalah kesederhanaan plot
cerita dan diksi yang digunakan.Nyaris tidak ada istilah sulit dan
terjemahannya pun tergolong bagus.Kesederhanaan diksi dan plot ini membuat
pembaca nyaman mengikuti jalan cerita.Tidak ada kilas balik ataupun permainan
plot lain.Alur cerita hanya berjalan maju dan menggunakan sudut pandang orang
pertama.Gaya bahasa yang digunakan mirip seperti catatan hatian pribadi.Tetapi
di balik kesederhanaan itu,Camus menyampaikan hal-hal yang rumit tentang hidup.Tentang
pertanyaan mendasar manusia.Seperti,apa tujuan hidup??Apakah hidup itu
sendiri??Apa arti kematian??Kompleksitas tersebut ia sampaikan dalam cara yang
sangat sederhana.Seorang penulis hebat mampu menyampaikan hal yang rumit dalam
suatu cara yang sederhana tanpa perlu menggunakan bahasa yang meliuk-liuk.Yang
utama adalah misi dan pesan yang hendak disampaikan,dipahami pembaca.
Di sisi lain,Camus seperti berusaha menggugat tentang
definisi kewarasan.Apakah kewarasan berarti mengikuti segala hal yang dilakukan
masyarakat pada umumnya?Bagaimana bila
apa yang diyakini mayoritas masyarakat adalah sebuah kegilaan??Lalu,apakah
salah bila kita tidak mengikuti
pandangan umum di masyarakat??Pada akhirnya setiap manusia hidup dan
memahami dunia dengan perspektif masing-masing.

Murakami satu sekolah sama Camus sumbernya dari mana ya? Jarak umur mereka sangat jauh, beda bangsa juga.
ReplyDelete