Judul Asli : Through a Glass,Darkly
Pengarang : Jostein Gaarder
Penerjemah : Andityas Prabantoro
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Mizan
ISBN : 978-979-433-886-5
Cetakan : III,Desember 2015
Ketebalan : 209 Halaman
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 3,8/5
Malam Natal,kali ini,Cecilia tak bisa merayakannya
bersama keluarga.Ia sakit keras dan sulit sembuh.Cecilia sangat kecewa pada
Tuhan yang tak kunjung memberinya kesembuhan.Hingga pada suatu malam,malaikat
Ariel mengunjunginya,dan berbincang dengannya.Sang malaikat ingin Cecilia
menceritakan seperti apa rasanya menjadi manusia dengan darah dan daging.Dan
malaikat Ariel akan menceritakan tentang surga dan kehidupan para malaikat.Dari
situ mereka berdiskusi tentang banyak hal.Dimulai dari pertanyaan malaikat Ariel
tentang panca indera sampai pertanyaan klasik tentang lebih dahulu mana,ayam
atau telur.Dalam percakapan tersebut,Cecilia sempat meragukan “kemalaikatan
Ariel”serta keagungan Tuhan.Ariel pun menjelaskan segala hal yang Cecilia
tanyakan tersebut.Tidak hanya sekedar diskusi,Ariel pun mengajak Cecilia keluar
rumah dengan dibantu olehnya,Bermain ski di saat dini hari,dan terbang bersama
malaikat Ariel di malam hari.
Sebuah filsafat yang dibungkus dalam fantasi
anak-anak.Itulah gambaran singkat tentang novel satu ini.Sangat khas
Gaarder.Pertanyaan Ariel tentang panca indera mengingatkan kita akan apa yang
kita anggap biasa saja,sebenarnya adalah sebuah proses yang
kompleks.Kompleksitas yang disusun sedemikian rupa oleh Tuhan.Sesuatu yang
perlu kita syukuri.Filsafat di Dunia Cecilia dikemas lebih ringan dan dalam
balutan diskusi antara Cecilia dan malaikat Ariel.Dialog ringan yang justru
memaparkan kompleksitas diri manusia.Gaarder mengemasnya sedemikian
rupa,sehingga tidak sampai membuat kita mengernyitkan dahi.Justru membuat kita
berpikir dan lebih merenungi tentang kita sebagai pribadi dan kehidupan di
sekitar kita,baik sebagai bagian dari alam ataupun masyarakat manusia.Melalui
tokoh Ariel,Gaarder seolah mengajak kita untuk lebih mensyukuri dan mengagumi kehebatan
dan kesempurnaan penciptaan Tuhan.Segala pertanyaan yang ada pada akhirnya
hanya membuat kita terus mencari dan mencari jawaban yang tak akan pernah
habis.Pada akhirnya kita mesti mengakui
kemahasempurnaanNya.
Hal terbaik dalam novel ini adalah terjemahannya yang
bagus sehingga mudah dipahami bahkan oleh pembaca anak-anak.Karena pada
dasarnya buku ini memamg ditujukan untuk anak-anak.Bahasa yang digunakan juga
luwes dan tidak terkesan kaku.Bila tidak melihat nama penulisnya,mungkin kita
mengira bahwa novel ini ditulis oleh penulis lokal.Dari judul bahasa
Inggrisnya,Through a Glass,Darkly ,diterjemahkan
Mizan dengan Dunia Cecilia.Dulu sempat diterbitkan dengan judul Cecilia dan
Malaikat Ariel.Saya pribadi merasa kurang sreg untuk terjemahan judulnya.Terkesan
mengekor dua novel Gaarder sebelumnya.Padahal judul dalam bahasa Inggris lebih
puitis,filosofis,serta memberikan gambaran akan isi dan tema yang diangkat.
Membaca karya Gaarder yang sarat akan muatan filosofis
membuat kita memikirkan apa yang luput dari pengamatan kita.Apa yang kita
anggap biasa,sebenarnya menyimpan kompleksitas tersendiri.Gaarder selalu
mengangkat anak-anak sebagai karakter utama.Karena anak-anak selalu ingin tahu
dan memilik rasa penasaran akan segala hal.Jauh berbeda dengan orang dewasa
yang selalu merasa mengetahui segala hal,dan seringkali enggan mencari tahu dan
memilih untuk mengabaikan atas segala hal yang tak mereka ketahui. Pada
akhirnya kunci untuk mengenal dunia adalah mengenali diri kita sendiri.Karena
barangsiapa mengenal dirinya secara
mendalam,maka akan mengenal segala keajaiban Tuhan.

No comments:
Post a Comment