Pengarang : Dewi Lestari (Dee)
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-8811-61-3
Cetakan : Kesepuluh,Desember 2014
Ketebalan : xiv + 142 Halaman
Genre : Kumpulan Cerpen,Prosa
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 4/5
Kopi Yang Anda Minum Hari Ini:
Kopi Tiwus
Artinya:
Walau tak ada yang sempurna,
hidup ini indah begini adanya.
Itulah secarik kertas yang ditulis Jody untuk sahabatnya Ben.Secarik tulisan yang memberikan semangat untuk kembali melangkah.
...,kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu.Sesempurna apapun kopi yang kamu buat,kopi tetap kopi,punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.Dan disanalah kehebatan kopi tiwus,...memberikan sisi pahit yang membuatmu melangkah mundur, dan berpikir."(hal.28)
Kebahagiaan dalam rasa syukur.Itulah pesan yang dibawa kopi tiwus untuk Ben,Jody dan kita,para pembaca.Kopi tiwus dari Pak Seno yang sederhana telah menyentak kesadaran Ben akan kopi yang sempurna.Obsesi Ben untuk membuat kopi terenak dan sempurna telah melupakannya akan sisi pahit dari kopi.Seperti halnya kehidupan,selalu ada sisi pahit dalam kopi yang mampu kita tersadar dan berpikir.Belajar dari kesalahan dan melangkah maju.
Ada 18 cerpen dan prosa dalam buku ini.Beberapa diantaranya adalah cerpen murni.Sebagian yang lain mirip kawin silang antara prosa dan puisi.Lebih menyerupai parabel dalam karya Gibran.Dari setiap prosa tampak kedalaman diksi dan perumpamaan yang disampaikan Dee.
Tema besar yang ada di setiap cerpen dan prosa ini adalah cinta.Yang tampil dalam berbagai perwujudan.Ada cinta kepada kopi,cinta seekor kecoa,bahkan cinta dalam perselingkuhan dan cinta sesama jenis.Beberapa membuat kita terpekur,merenung.Sepotong Kue Kuning,menceritakan perjuangan Indi untuk berani mencintai tanpa takut kehilangan.Keinginannya yang menggebu untuk mendapatkan cinta yang bukan haknya telah membutakannya.Hingga kemudian ketika ia tersadar bahwa orang harus membuat pilihan.Antara cinta dan tanggung jawab.Ada pula Lara Lana,yang mengisahkan perasaan cinta sejenis.Cerpen satu ini sempat membuatku hening saat membaca kejutan di akhir cerita.Kisah cinta dan ungkapan yang manis tersebut ternyata adalah perasaan cinta sejenis.Sikat Gigi tidak hanya alat untuk membersihkan gigi,tapi juga pelarian bagi Egi.Tempat ia dapat merenungi kisah cinta dan jalan hidupnya.Yang membuatnya menyadari bahwa tidak semua hal bisa dipaksakan begitu saja.Tapi harus diberi kesempatan,kesempatan untuk berkembang.Kisah cinta tak melulu tentang antar manusia satu dengan yang lainnya.Rico de Coro,sang pangeran kecoak pun memiliki kisah cintanya.Ia jatuh hati pada Sarah,gadis 15 tahun.Seorang manusia yang bagi para kecoak tersebut hanyalah pembunuh yang lain.Tak peduli apa kata ayah dan rakyat kecoak,Rico membuktikan besar cintanya pada Sarah.
Dalam Filosofi Kopi,bisa dirasakan kekuatan imajinasi dan diksi dari seorang Dee.Satu kelebihan Dee adalah mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.Setiap kosakata,metafora,tempo dalam cerita berada pada tempat yang sesuai.Tidak ada kata yang terkesan berbunga-bunga ataupun yang rumit,yang membuat setiap pembaca mengernyitkan dahi.Kata puitis muncul tanpa bunga-bunga yang berhamburan dan istilah ilmiah disertai penjelasan catatan kaki.Inilah alasan mengapa tulisan Dee nyaman dibaca.Karena pembaca dapat menikmati dan memahami maksud dan pesan cerita.
Menyampaikan suatu ide dalam ruang sesempit cerpen ataupun puisi bukan perkara mudah.Tapi Dee sanggup menjadikannya wahana yang intens untuk mengungkapkan apa yang kadang tak mampu dikatakan.Setiap gagasan bagaikan air yang mampu menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya.Tidak ada yang luber karena berlebihan.Gagasannya padat dan lugas walau kadang metaforik.
Bagi Dee tak ada pembeda tegas antara hitam dan putih.Tema yang diangkat Dee terkadang memasuki kawasan abu-abu atau malah kontroversial.Cinta sejenis yang mungkin jadi antipati bagi banyak orang mampu dikemas dengan apik tanpa ada maksud untuk membenarkan atau menghujat.Penulis seperti menginginkan para pembaca (kita) untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,terlepas apapun penilaian kita.Karena segala sesuatu yang ada atau exist hanyalah ada.Kitalah yang mewarnainya sebagai hitam atau putih.Dan pada akhirnya yang benar dan yang baik itu relatif adanya.
Yang terakhir,Filosofi Kopi sudah difilmkan.Walau sayang sampai saat ini saya belum nonton filmnya.Kabarnya di film ada satu tokoh tambahan yang tidak ada di versi cerpennya.Dee sendiri mengaku puas dengan adaptasi film Filosofi Kopi.Dan berencana membuat pengembangan cerita Filosofi Kopi yang terinspirasi dari versi filmnya.Tentu seru dan membuat penasaran,bagaimana sebuah cerpen berubah menjadi novel.Butuh pengembangan plot yang kompleks.Tapi sepertinya Dee masih disibukkan dengan proyek penulisan yang lain.Seri terakhir Supernova yang rumornya diberi judul Intelejensia Embun Pagi.Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya.Saya pribadi masih menyimpan rasa penasaran dengan film Filosofi Kopi,walau di sisi lain tak mengharapkan ekpekstasi lebih.Dari pengalaman,adaptasi film dari buku,mayoritas mengecewakan.Apalagi bagi yang sudah baca bukunya.Tapi terlepas anda sudah nonton filmnya atau belum,Kumpulan cerpen Filosofi Kopi ini layak untuk dibaca.Karena temanya yang cenderung ringan dan mudah dipahami.Ringan bukan berarti tanpa makna.Dalam yang ringan pun ada makna terdalam yang tersembunyi.Filosofi Kopi memang pantas disebut karya sastra terbaik,salah satu yang terbaik.
Dalam Filosofi Kopi,bisa dirasakan kekuatan imajinasi dan diksi dari seorang Dee.Satu kelebihan Dee adalah mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.Setiap kosakata,metafora,tempo dalam cerita berada pada tempat yang sesuai.Tidak ada kata yang terkesan berbunga-bunga ataupun yang rumit,yang membuat setiap pembaca mengernyitkan dahi.Kata puitis muncul tanpa bunga-bunga yang berhamburan dan istilah ilmiah disertai penjelasan catatan kaki.Inilah alasan mengapa tulisan Dee nyaman dibaca.Karena pembaca dapat menikmati dan memahami maksud dan pesan cerita.
Menyampaikan suatu ide dalam ruang sesempit cerpen ataupun puisi bukan perkara mudah.Tapi Dee sanggup menjadikannya wahana yang intens untuk mengungkapkan apa yang kadang tak mampu dikatakan.Setiap gagasan bagaikan air yang mampu menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya.Tidak ada yang luber karena berlebihan.Gagasannya padat dan lugas walau kadang metaforik.
Bagi Dee tak ada pembeda tegas antara hitam dan putih.Tema yang diangkat Dee terkadang memasuki kawasan abu-abu atau malah kontroversial.Cinta sejenis yang mungkin jadi antipati bagi banyak orang mampu dikemas dengan apik tanpa ada maksud untuk membenarkan atau menghujat.Penulis seperti menginginkan para pembaca (kita) untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,terlepas apapun penilaian kita.Karena segala sesuatu yang ada atau exist hanyalah ada.Kitalah yang mewarnainya sebagai hitam atau putih.Dan pada akhirnya yang benar dan yang baik itu relatif adanya.
Yang terakhir,Filosofi Kopi sudah difilmkan.Walau sayang sampai saat ini saya belum nonton filmnya.Kabarnya di film ada satu tokoh tambahan yang tidak ada di versi cerpennya.Dee sendiri mengaku puas dengan adaptasi film Filosofi Kopi.Dan berencana membuat pengembangan cerita Filosofi Kopi yang terinspirasi dari versi filmnya.Tentu seru dan membuat penasaran,bagaimana sebuah cerpen berubah menjadi novel.Butuh pengembangan plot yang kompleks.Tapi sepertinya Dee masih disibukkan dengan proyek penulisan yang lain.Seri terakhir Supernova yang rumornya diberi judul Intelejensia Embun Pagi.Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya.Saya pribadi masih menyimpan rasa penasaran dengan film Filosofi Kopi,walau di sisi lain tak mengharapkan ekpekstasi lebih.Dari pengalaman,adaptasi film dari buku,mayoritas mengecewakan.Apalagi bagi yang sudah baca bukunya.Tapi terlepas anda sudah nonton filmnya atau belum,Kumpulan cerpen Filosofi Kopi ini layak untuk dibaca.Karena temanya yang cenderung ringan dan mudah dipahami.Ringan bukan berarti tanpa makna.Dalam yang ringan pun ada makna terdalam yang tersembunyi.Filosofi Kopi memang pantas disebut karya sastra terbaik,salah satu yang terbaik.

No comments:
Post a Comment