Judul : Dunia Anna,Sebuah Novel Filsafat Semesta
Judul Asli : Anna.En fabel om klodens klima og miljo
Pengarang : Jostein Garder
Penerjemah : Irwan Syahrir
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Mizan
ISBN : 978-979-433-842-1
Cetakan : IV,Februari 2015
Ketebalan : 244 Halaman
Genre : Filsafat,Remaja
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 4/5
"Nova sayang,aku tak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini..."
Bumi 2082,Nova sangat terkejut saat tiba-tiba di terminal onlinenya muncul surat dari nenek buyutnya,Anna.Surat yang ditulis 70 tahun lalu.tepat tanggal 12.12.12.Tepat saat nenek buyutnya berusia 16 tahun seperti Nova saat ini.
Sungguh misterius,bagaimana mungkin 70 tahun yang lalu nenek buyutnya sudah tahu bahwa kelak cicitnya bernama Nova?Dan dari mana nenek buyutnya tahu tentang keresahan Nova?Tentang bumi yang sudah tak seindah dulu lagi,tentang spesies yang punah,tanah-tanah yang tenggelam,kutub yang meleleh.Dan,benarkah cincin rubi merah dari legenda Aladin,menjadi kunci untuk mengembalikan keseimbangan bumi?Cincin yang selama ini melingkar di jari Anna,nenek buyutnya?
Setelah bergelut dengan filsafat dalam dunia Sophie yang paralel,kini Garder hendak mengingatkan kita tentang kerusakan dan pengrusakan alam yang tengah berlangsung.Seperti dalam dunia Sophie,Anna,tokoh utama dalam novel ini juga berusia 15 tahun dan akan berulang tahun ke 16.Disaat usianya menginjak 10 tahun Anna mulai menyadari ada yang tidak beres dengan lingkungannya,ketika rusa-rusa kutub turun ke desanya mencari makan.Tengah terjadi pengrusakan di habitat para rusa tersebut sehingga memaksa mereka mencari makan ke pemukiman manusia.Kemudian menjelang usia ke 16 tahun,Anna pergi berkonsultasi ke dokter Benjamin Antonsen,seorang psikiater.Dari percakapannya dengan dokter Benjamin itulah,Anna semakin menyadari betapa pemanasan global tengah mengancam kehidupan di bumi.Yang semua itu juga disebabkan ulah manusia yang mengeksploitasi tempat tinggalnya secara berlebihan.
Di sisi lain di tahun 2082,Nova mendapat sebuah email di terminal onlinenya.Email yang menyentak kesadarannya.Email yang berasal dari nenek buyutnya 70 tahun yang lalu.Ketika alam masih tersisa pemandangan hijau,dan masih banyak spesies yang hidup di bumi.Di era Nova,alam telah rusak begitu parah.Di ponsel pintarnya sering terdengar pemberitaan tentang spesies hewan atau tumbuhan yang penuh.Nyaris setiap menit terdapat satu spesies yang punah.Jazirah Arab dan Afrika utara tak bisa lagi ditinggali,karena eksploitasi gas dan minyak yang berlebihan telah mengubah wilayah itu menjadi gurun pasir yang luas.Banyak penduduknya yang menjadi pengungsi iklim.Dan ketika Nova menegok keluar jendela rumahnya,tampak serombongan kafilah Arab yang tengah beristirahat.Mereka menuju ke Nord Vestlandet di utara Norwegia.
Hingga kemudian ketika bertemu nenek buyutnya,Nova menuntut agar generasi nenek buyutnya mengembalikan bumi seperti semula.
"Nenek tahu, kan apa yang aku mau?Mau aku jelaskan?Aku mau seluruh jutaan jenis flora dan fauna itu semua dikembalikan.Tidak lebih tidak kurang,Nek.Aku mau minum air murni dari mata air.Aku ingin memancing di sungai.Dan aku ingin musim dingin yang aneh ini berakhir."
"Nova ,oh,Nova"
"Aku cuma mau bilang kalau aku mau dunia tempat hidupku ini seindah dunia yang nenek nikmati waktu seumurku.Tahu,kan kenapa?Karena itu utang kalian pada generasi kami!" (hal.50)
Nova akhirnya bersahabat dengan seorang anak laki-laki Arab yang juga merupakan pengungsi iklim.Dari anak laki-laki itu Nova belajar banyak tentang kerusakan yang dialami emirat tempat asal anak lelaki itu.Semua kekayaan alamnya musnah dan tidak ada lagi tempat yang bisa ditinggali.
Sementara itu Anna dan pacarnya Jonas,membentuk perkumpulan pecinta alam dan berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam untuk generasi yang akan datang.Mereka mendiskusikan banyak ide untuk penyelamatan berbagai satwa yang terancam punah.Ditengah pembicaraan mereka,Anna merasakan kehadiran seseorang yang menyerupai Nova.Anna merasakan kehadiran Nova yang dekat dengannya
Hubungan paralel dalam novel ini jauh berbeda dengan hubungan paralel dalam Dunia Sophie.Pada awalnya,setiap pembaca akan menebak-nebak apa hubungan paralel antara Nova dan Anna.Hingga Garder memberikan jawaban yang cerdas di akhir cerita.Salah satu keahlian Garder yang mengagumkan adalah kemampuannya mengangkat tema yang lumayan 'berat' dan dibawakan dengan ringan,menyentuh serta mudah dipahami.Imajinasi penulis akan teknologi masa depan sangat luar biasa.Kecanggihan teknologi hologram yang menampilkan simulasi tiga dimensi dari satwa yang punah,serta kecanggihan sistem internet dan komputasi bergerak.Walaupun di balik semua itu,manusia mendapati alam tempat tinggalnya telah rusak parah.
Pesan yang hendak disampaikan Garder dalam novel ini sangat jelas.Bahwa pelestarian alam adalah tanggung jawab generasi saat ini kepada generasi yang akan datang.Pelestarian alam bukanlah pertarungan antar negara maju melawan negara berkembang,tapi pertanggungjawaban dari satu generasi ke generasi berikutnya.
"Kami masih muda .Kami akan bersaksi bahwa krisis iklim bukanlah sebuah konflik antar bangsa.Hanya ada satu atmosfer,dan dari luar angkasa tidak dapat dibedakan batas-batas negara.Yang saling berhadapan dalam konflik ini ialah generasi-generasi, dan kami sebagai generasi muda saat ini adalah korban dari semua bencana iklim"(hal.198)
Penggambaran Garder tentang akibat kerusakan iklim di masa depan sangat mengerikan.Dimana es yang menutupi samudera Arktik telah leleh sepenuhnya,menyisakan lautan biru yang luas.Akibatnya ketinggian air laut meningkat dan menenggelamkan banyak pulau dan kota di bibir pantai.Ekosistem laut telah begitu rusak karena kadar keasamannya meningkatnya akibat terlalu banyak karbondioksida yang diserap lautan.
Di tengah kerusakan itu,Garder memberikan alegori tentang cincin Aladin yang dapat mengembalikan kelestarian alam seperti semula.Itu adalah perumpamaan tentang kesempatan kedua bagi umat manusia untuk melestarikan alam.Kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang telah kita perbuat terhadap alam.
Ada sedikit hal unik dalam novel.ICC (International Crime Court) dipelesetkan sang penulis menjadi International Clime Court (Pengadilan Iklim Internasional) yang mengadili negara,organisasi maupun individu yang telah merusak kelestarian alam.Seperti halnya pengadilan perang ICC yang bermarkas di Den Haag,demikian pula pengadilan iklim pun berpusat di Den Haag.Dimana juga dibangun kebun binatang hologram yang memperlihatkan satwa yang telah punah akibat bencana iklim.
Novel ini tidak akan membuat alis anda berkerut.Seperti dalam Dunia Sophie.Tetap ada unsur filsafat dalam buku ini yang juga merupakan ciri khas Garder.Tapi disampaikan secara lugas dan diiringi fakta tentang kerusakan alam serta dampaknya.Menjelang akhir novel,penulis mengajak kita untuk merenungkan tentang tindakan manusia modern yang telah mengeksploitasi alam secara berlebihan.Dari perenungan itu,penulis berharap agar kita melakukan suatu yang berarti untuk penyelamatan lingkungan.Masih ada kesempatan kedua dan masih belum terlambat.

No comments:
Post a Comment