03 July 2015

Filosofi Kopi,Kumpulan Imajinasi Satu Dekade

Judul : Filosofi Kopi
Pengarang : Dewi Lestari (Dee)
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-8811-61-3
Cetakan : Kesepuluh,Desember 2014
Ketebalan : xiv + 142 Halaman
Genre : Kumpulan Cerpen,Prosa
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 4/5


Kopi Yang Anda Minum Hari Ini:
Kopi Tiwus
Artinya:
Walau tak ada yang sempurna,
hidup ini indah begini adanya.

Itulah secarik kertas yang ditulis Jody untuk sahabatnya Ben.Secarik tulisan yang memberikan semangat untuk kembali melangkah.

...,kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu.Sesempurna apapun kopi yang kamu buat,kopi tetap kopi,punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.Dan disanalah kehebatan kopi tiwus,...memberikan sisi pahit yang membuatmu melangkah mundur, dan berpikir."(hal.28)

Kebahagiaan dalam rasa syukur.Itulah pesan yang dibawa kopi tiwus untuk Ben,Jody dan kita,para pembaca.Kopi tiwus dari Pak Seno yang sederhana telah menyentak kesadaran Ben akan kopi yang sempurna.Obsesi Ben untuk membuat kopi terenak dan sempurna telah melupakannya akan sisi pahit dari kopi.Seperti halnya kehidupan,selalu ada sisi pahit dalam kopi yang mampu kita tersadar dan berpikir.Belajar dari kesalahan dan melangkah maju.
Ada 18 cerpen dan prosa dalam buku ini.Beberapa diantaranya adalah cerpen murni.Sebagian yang lain mirip kawin silang antara prosa dan puisi.Lebih menyerupai parabel dalam karya Gibran.Dari setiap prosa tampak kedalaman diksi dan perumpamaan yang disampaikan Dee.
Tema besar yang ada di setiap cerpen dan prosa ini adalah cinta.Yang tampil dalam berbagai perwujudan.Ada cinta kepada kopi,cinta seekor kecoa,bahkan cinta dalam perselingkuhan dan cinta sesama jenis.Beberapa membuat kita terpekur,merenung.Sepotong Kue Kuning,menceritakan perjuangan Indi untuk berani mencintai tanpa takut kehilangan.Keinginannya yang menggebu untuk mendapatkan cinta yang bukan haknya telah membutakannya.Hingga kemudian ketika ia tersadar bahwa orang harus membuat pilihan.Antara cinta dan tanggung jawab.Ada pula Lara Lana,yang mengisahkan perasaan cinta sejenis.Cerpen satu ini sempat membuatku hening saat membaca kejutan di akhir cerita.Kisah cinta dan ungkapan yang manis tersebut ternyata adalah perasaan cinta sejenis.Sikat Gigi tidak hanya alat untuk membersihkan gigi,tapi juga pelarian bagi Egi.Tempat ia dapat merenungi kisah cinta dan jalan hidupnya.Yang membuatnya menyadari bahwa tidak semua hal bisa dipaksakan begitu saja.Tapi harus diberi kesempatan,kesempatan untuk berkembang.Kisah cinta tak melulu tentang antar manusia satu dengan yang lainnya.Rico de Coro,sang pangeran kecoak pun memiliki kisah cintanya.Ia jatuh hati pada Sarah,gadis 15 tahun.Seorang manusia yang bagi para kecoak tersebut hanyalah pembunuh yang lain.Tak peduli apa kata ayah dan rakyat kecoak,Rico membuktikan besar cintanya pada Sarah.
Dalam Filosofi Kopi,bisa dirasakan kekuatan imajinasi dan diksi dari seorang Dee.Satu kelebihan Dee adalah mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.Setiap kosakata,metafora,tempo dalam cerita berada pada tempat yang sesuai.Tidak ada kata yang terkesan berbunga-bunga ataupun yang rumit,yang membuat setiap pembaca mengernyitkan dahi.Kata puitis muncul tanpa bunga-bunga yang berhamburan dan istilah ilmiah disertai penjelasan catatan kaki.Inilah alasan mengapa tulisan Dee nyaman dibaca.Karena pembaca dapat menikmati dan memahami maksud dan pesan cerita.
Menyampaikan suatu ide dalam ruang sesempit cerpen ataupun puisi bukan perkara mudah.Tapi Dee sanggup menjadikannya wahana yang intens untuk mengungkapkan apa yang kadang tak mampu dikatakan.Setiap gagasan bagaikan air yang mampu menyesuaikan diri dengan bentuk wadahnya.Tidak ada yang luber karena berlebihan.Gagasannya padat dan lugas walau kadang metaforik.
Bagi Dee tak ada pembeda tegas antara hitam dan putih.Tema yang diangkat Dee terkadang memasuki kawasan abu-abu atau malah kontroversial.Cinta sejenis yang mungkin jadi antipati bagi banyak orang mampu dikemas dengan apik tanpa ada maksud untuk membenarkan atau menghujat.Penulis seperti menginginkan para pembaca (kita) untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya,terlepas apapun penilaian kita.Karena segala sesuatu yang ada atau exist hanyalah ada.Kitalah yang mewarnainya sebagai hitam atau putih.Dan pada akhirnya yang benar dan yang baik itu relatif adanya.
Yang terakhir,Filosofi Kopi sudah difilmkan.Walau sayang sampai saat ini saya belum nonton filmnya.Kabarnya di film ada satu tokoh tambahan yang tidak ada di versi cerpennya.Dee sendiri mengaku puas dengan adaptasi film Filosofi Kopi.Dan berencana membuat pengembangan cerita Filosofi Kopi yang terinspirasi dari versi filmnya.Tentu seru dan membuat penasaran,bagaimana sebuah cerpen berubah menjadi novel.Butuh pengembangan plot yang kompleks.Tapi sepertinya Dee masih disibukkan dengan proyek penulisan yang lain.Seri terakhir Supernova yang rumornya diberi judul Intelejensia Embun Pagi.Kita nantikan saja perkembangan selanjutnya.Saya pribadi masih menyimpan rasa penasaran dengan film Filosofi Kopi,walau di sisi lain tak mengharapkan ekpekstasi lebih.Dari pengalaman,adaptasi film dari buku,mayoritas mengecewakan.Apalagi bagi yang sudah baca bukunya.Tapi terlepas anda sudah nonton filmnya atau belum,Kumpulan cerpen Filosofi Kopi ini layak untuk dibaca.Karena temanya yang cenderung ringan dan mudah dipahami.Ringan bukan berarti tanpa makna.Dalam yang ringan pun ada makna terdalam yang tersembunyi.Filosofi Kopi memang pantas disebut karya sastra terbaik,salah satu yang terbaik.


 

01 July 2015

Dunia Anna,Ketika Manusia Mendapat Kesempatan Kedua

Judul : Dunia Anna,Sebuah Novel  Filsafat Semesta
Judul Asli : Anna.En fabel om klodens klima og miljo
Pengarang : Jostein Garder 
Penerjemah : Irwan Syahrir
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Mizan
 ISBN : 978-979-433-842-1
Cetakan : IV,Februari 2015
Ketebalan : 244 Halaman
Genre : Filsafat,Remaja
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 4/5


"Nova sayang,aku tak tahu bagaimana rupa dunia saat kau membaca surat ini..."
Bumi 2082,Nova sangat terkejut saat tiba-tiba di terminal onlinenya muncul surat dari nenek buyutnya,Anna.Surat yang ditulis 70 tahun lalu.tepat tanggal 12.12.12.Tepat saat nenek buyutnya berusia 16 tahun seperti Nova saat ini.
Sungguh misterius,bagaimana mungkin 70 tahun yang lalu nenek buyutnya sudah tahu bahwa kelak cicitnya bernama Nova?Dan dari mana nenek buyutnya tahu tentang keresahan Nova?Tentang bumi yang sudah tak seindah dulu lagi,tentang spesies yang punah,tanah-tanah yang tenggelam,kutub yang meleleh.Dan,benarkah cincin rubi merah dari legenda Aladin,menjadi kunci untuk mengembalikan keseimbangan bumi?Cincin yang selama ini melingkar di jari Anna,nenek buyutnya?


Setelah bergelut dengan filsafat dalam dunia Sophie yang paralel,kini Garder hendak mengingatkan kita tentang kerusakan dan pengrusakan alam yang tengah berlangsung.Seperti dalam dunia Sophie,Anna,tokoh utama dalam novel ini juga berusia 15 tahun dan akan berulang tahun ke 16.Disaat usianya menginjak 10 tahun Anna mulai menyadari ada yang tidak beres dengan lingkungannya,ketika rusa-rusa kutub turun ke desanya mencari makan.Tengah terjadi pengrusakan di habitat para rusa tersebut sehingga memaksa mereka mencari makan ke pemukiman manusia.Kemudian menjelang usia ke 16 tahun,Anna pergi berkonsultasi ke dokter Benjamin Antonsen,seorang psikiater.Dari percakapannya dengan dokter Benjamin itulah,Anna semakin menyadari betapa pemanasan global tengah mengancam kehidupan di bumi.Yang semua itu juga disebabkan ulah manusia yang mengeksploitasi tempat tinggalnya secara berlebihan.
Di sisi lain di tahun 2082,Nova mendapat sebuah email di terminal onlinenya.Email yang menyentak kesadarannya.Email yang berasal dari nenek buyutnya 70 tahun yang lalu.Ketika alam masih tersisa pemandangan hijau,dan masih banyak spesies yang hidup di bumi.Di era Nova,alam telah rusak begitu parah.Di ponsel pintarnya sering terdengar pemberitaan tentang spesies hewan atau tumbuhan yang penuh.Nyaris setiap menit terdapat satu spesies yang punah.Jazirah Arab dan Afrika utara tak bisa lagi ditinggali,karena eksploitasi gas dan minyak yang berlebihan telah mengubah wilayah itu menjadi gurun pasir yang luas.Banyak penduduknya yang menjadi pengungsi iklim.Dan ketika Nova menegok keluar jendela rumahnya,tampak serombongan kafilah Arab yang tengah beristirahat.Mereka menuju ke Nord Vestlandet di utara Norwegia.
Hingga kemudian ketika bertemu nenek buyutnya,Nova menuntut agar generasi nenek buyutnya mengembalikan bumi seperti semula.

"Nenek tahu, kan apa yang aku mau?Mau aku jelaskan?Aku mau seluruh jutaan jenis flora dan fauna itu semua dikembalikan.Tidak lebih tidak kurang,Nek.Aku mau minum air murni dari mata air.Aku ingin memancing di sungai.Dan aku ingin musim dingin yang aneh ini berakhir."
"Nova ,oh,Nova"
"Aku cuma mau bilang kalau aku mau dunia tempat hidupku ini seindah dunia yang nenek nikmati waktu seumurku.Tahu,kan kenapa?Karena itu utang kalian pada generasi kami!" (hal.50)

Nova akhirnya bersahabat dengan seorang anak laki-laki Arab yang juga merupakan pengungsi iklim.Dari anak laki-laki itu Nova belajar banyak tentang kerusakan yang dialami emirat tempat asal anak lelaki itu.Semua kekayaan alamnya musnah dan tidak ada lagi tempat yang bisa ditinggali.
Sementara itu Anna dan pacarnya Jonas,membentuk perkumpulan pecinta alam dan berusaha membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam untuk generasi yang akan datang.Mereka mendiskusikan banyak ide untuk penyelamatan berbagai satwa yang terancam punah.Ditengah pembicaraan mereka,Anna merasakan kehadiran seseorang yang menyerupai Nova.Anna merasakan kehadiran Nova yang dekat dengannya
Hubungan paralel dalam novel ini jauh berbeda dengan hubungan paralel dalam Dunia Sophie.Pada awalnya,setiap pembaca akan menebak-nebak apa hubungan paralel antara Nova dan Anna.Hingga Garder memberikan jawaban yang cerdas di akhir cerita.Salah satu keahlian Garder yang mengagumkan adalah kemampuannya mengangkat tema yang lumayan 'berat' dan dibawakan dengan ringan,menyentuh serta mudah dipahami.Imajinasi penulis akan teknologi masa depan sangat luar biasa.Kecanggihan teknologi hologram yang menampilkan simulasi tiga dimensi dari satwa yang punah,serta kecanggihan sistem internet dan komputasi bergerak.Walaupun di balik semua itu,manusia mendapati alam tempat tinggalnya telah rusak parah.
Pesan yang hendak disampaikan Garder dalam novel ini sangat jelas.Bahwa pelestarian alam adalah tanggung jawab generasi saat ini kepada generasi yang akan datang.Pelestarian alam bukanlah pertarungan antar negara maju melawan negara berkembang,tapi pertanggungjawaban dari satu generasi ke generasi berikutnya.

"Kami masih muda .Kami akan bersaksi bahwa krisis iklim bukanlah sebuah konflik antar bangsa.Hanya ada satu atmosfer,dan dari luar angkasa tidak dapat dibedakan batas-batas negara.Yang saling berhadapan dalam konflik ini ialah generasi-generasi, dan kami sebagai generasi muda saat ini adalah korban dari semua bencana iklim"(hal.198)

Penggambaran Garder tentang akibat kerusakan iklim di masa depan sangat mengerikan.Dimana es yang menutupi samudera Arktik telah leleh sepenuhnya,menyisakan lautan biru yang luas.Akibatnya ketinggian air laut meningkat dan menenggelamkan banyak pulau dan kota di bibir pantai.Ekosistem laut telah begitu rusak karena kadar keasamannya meningkatnya akibat terlalu banyak karbondioksida yang diserap lautan.
Di tengah kerusakan itu,Garder memberikan alegori tentang cincin Aladin yang dapat mengembalikan kelestarian alam seperti semula.Itu adalah perumpamaan tentang kesempatan kedua bagi umat manusia untuk melestarikan alam.Kesempatan untuk memperbaiki kerusakan yang telah kita perbuat terhadap alam.
Ada sedikit hal unik dalam novel.ICC (International Crime Court) dipelesetkan sang penulis menjadi International Clime Court (Pengadilan Iklim Internasional) yang mengadili negara,organisasi maupun individu yang telah merusak kelestarian alam.Seperti halnya pengadilan perang ICC yang bermarkas di Den Haag,demikian pula pengadilan iklim pun berpusat di Den Haag.Dimana juga dibangun kebun binatang hologram yang memperlihatkan satwa yang telah punah akibat bencana iklim.
Novel ini tidak akan membuat alis anda berkerut.Seperti dalam Dunia Sophie.Tetap ada unsur filsafat dalam buku ini yang juga merupakan ciri khas Garder.Tapi disampaikan secara lugas dan diiringi fakta tentang kerusakan alam serta dampaknya.Menjelang akhir novel,penulis mengajak kita untuk merenungkan tentang tindakan manusia modern yang telah mengeksploitasi alam secara berlebihan.Dari perenungan itu,penulis berharap agar kita melakukan suatu yang berarti untuk penyelamatan lingkungan.Masih ada kesempatan kedua dan masih belum terlambat.