Pengarang : Umberto Eco
Penerjemah : Nin Bakdi Soemanto
Bahasa : Indonesia
Penerbit : Bentang Pustaka
ISBN : 978-602-8811-98-9
Cetakan : Pertama,Februari 2013
Ketebalan : vii+600 Halaman
Genre : Sastra,Fiksi Historis
Status : Koleksi Pribadi
Rating : 3,5/5
Pernahkah terpikir di benak kita bahwa segala peristiwa sejarah yang pernah kita baca dan pelajari adalah rekayasa atau konspirasi pihak tertentu,dengan maksud dan tujuan yang lain dari apa yang tampil di permukaan.Pernahkah terbetik di benak kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di balik setiap peristiwa bersejarah.Bagaimana jika di tengah segala teori konspirasi yang kita percaya selama ini ada pihak tertentu yang menikmati hasil kerjanya dengan puas hati.Bagaimana jika si jenius jahat ini yang menciptakan dokumen paling terkenal dan mengguncang dunia hingga saat ini?
Mengambil abad ke 19 Eropa yang sarat konflik kepentingan antar negara.Di tengah setiap peristiwa besar,timbul kecurigaan dari masing-masing pihak terhadap pihak yang lain.Unifikasi Italia oleh Garibaldi,Perang Perancis-Prusia,Komune Paris,Republik Perancis Ketiga,Skandal Dreyfus adalah serangkaian peristiwa besar yang melingkupi Eropa saat itu.Masing-masing pihak saling curiga satu sama lain.Para padri Yesuit yang bersekutu melawan Mason,para raja dan pejabat gereja yang mencurigai para republikan dan carbonari serta para Mason yang mencurigai gereja.Setiap pihak memiliki teori konspirasi versi mereka masing-masing.Di tengah itu semua ada beberapa pihak yang mencoba mencari "kambing hitam" atas segala kekacauan yang terjadi
Simone Simonini sang narator dan tokoh utama dalam cerita ini,terlahir dari ayah Italia dan ibu Perancis dan dibesarkan oleh sang kakek,Giovan Battista Simonini,seorang Katolik taat yang menolak menyekolahkan cucunya di sekolah umum,karena dianggapnya sekolah tidak bertuhan yang dikelola kaum republikan dan carbonari.Alih-alih dididik di sekolah umum,Simonini kecil dididik oleh para Yesuit sahabat sang kakek.Dari sang kakek inilah Simonini mewarisi kebencian dan sikap anti semit terhadap kaum Yahudi.Surat sang kakek kepada abbe Baruel tentang konspirasi anti Kristus para Mason dan Illuminati yang diotaki kaum Yahudi yang ingin mengenyahkan gereja dan kaum Kristen.Meski dibesarkan dengan dikelilingi para padri Yesuit dan kerap mendengar cerita kakeknya tentang keburukan dari kaum republikan dan Mazzini yang anti gereja.Simonini sama sekali tidak terpengaruh.Ia justru tertarik pada pilihan politik ayahnya yang pendukung republikan yang sempat berperang untuk membela Republik Roma.Hingga kemudian sang ayah gugur di medan perang yang membawa kesedihan mendalam bagi sang kakek yang menyesali pilihan politik putranya.Meski demikian sikap kewaspadaan yang mengarah pada kebencian kepada orang Yahudi tetap diwarisi oleh Simonini.
Kematian sang kakek
membawa perubahan besar pada Simonini.Ia akhirnya bekerja pada Rebaudengo yang
belakangan diketahuinya telah memalsu surat wasiat kakeknya,sehingga kekayaan
kakeknya justru jatuh ke tangan notaris licik tersebut.Bertahun-tahun Simonini
mempelajari seluk beluk pemalsuan dokumen oleh Rebaudengo,hingga akhirnya ia
melancarkan serangan balik pada sang notaris.Ia berhasil merebut kembali harta
warisan kakeknya sekaligus mengambil alih kepemilikan kantor notaris
Rebaudengo.Kemampuan Simonini dalam memalsu dokumen dan meniru tulisan tangan
orang lain,membawanya masuk ke dalam dunia intelijen yang membuatnya terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam beberapa peristiwa besar di Eropa
saat itu.
Di awal cerita pembaca
akan disuguhi pandangan Simonini yang stereotip terhadap bangsa lain.Tapi yang
menonjol darinya adalah kebencian yang mengakar kepada kaum Yahudi di
Eropa.Baik yang tinggal di ghetto kumuh maupun kawasan elite.Baginya kaum
Yahudi dimanapun selalu berusaha mengenyahkan kaum Kristen dikarenakan sifat
iri hati dan keserakahan mereka.Selain itu,Simonini juga menyimpan kebencian
kepada kaum wanita.Dikarenakan perlakuan kasar seorang wanita yang pernah ia
terima saat masih remaja.Dari itu ia memproklamirkan perang melawan para putri
Hawa.Walaupun begitu.Simonini adalah seorang penikmat kuliner sejati.Banyak
sekali nama hidangan Eropa dalam bahasa Perancis dan Italia disebutkan Simonini
dengan fasih di buku ini.
Karakter Simonini adalah
karakter yang kompleks.Ia seorang jenius,oportunis,licik,taktis dan
analitis.Tapi di balik semua itu ia adalah seorang yang mengagungkan hidup
aman,jauh dari konfrontasi dan ingin menikmati hasil jerih payahnya dengan
makan di restoran bintang lima.Walau di sisi lain Simonini sendiri sering
menciptakan konflik secara tidak langsung,tapi ia sangat menghindari
berkonfrontasi langsung.Baginya hal seperti itu adalah bagian orang lain.
Membaca buku ini
diperlukan kesabaran,kecermatan dan ketelitian ekstra.Dikarenakan alur mundur
yang dipakai penulis,selain itu sudut pandang penuturan berganti-ganti antara
Simonini,Dalla Picola dan orang ketiga serba tahu.Selain itu ada aroma split personality di awal cerita,dimana
sang narrator kebingungan dengan identitas dirinya sendiri.Barangkali mirip
seorang aktor yang terkooptasi peran yang ia mainkan atau bahkan ia ciptakan
sendiri.Untuk penggemar dan penikmat
fiksi historis,buku ini sangat direkomendasikan.Banyak peristiwa besar
Eropa abad 19 yang menjadi latar belakang dalam cerita ini.Beberapa diantaranya
baru saya pribadi ketahui.Seperti peristiwa Komune Paris dan perang
Perancis-Prusia serta pendirian Republik Ketiga Perancis,seiring jatuhnya
Kekaisaran Perancis Kedua.Eco juga menggambarkan penentangan gereja Katolik
terhadap gerakan revolusi menentang para raja Eropa dan perjuangan untuk
pendirian negara republik,yang kala itu marak di Eropa.
Meskipun tergolong tebal
(sekitar 600 halaman) buku ini nyaman dibaca,asal dibaca secara kontinyu.Bila
kelewat satu hari tidak membaca buku ini,dijamin anda akan lupa cerita
sebelumnya.Seperti yang saya alami.Bila terlewat satu hari tidak membaca,maka
saya mesti mengulangi lagi beberapa halaman terakhir yang saya baca,hanya
sekedar menyegarkan ingatan.Karena perubahan narator dan gaya penceritaan dari
satu bab ke bab yang lain agak membingungkan.Kecuali bila anda persisten
mengikuti alur yang ada.Meskipun terjemahan,diksi dalam novel ini terasa
kuat.Sang penulis,Umberto Eco adalah guru besar di bidang semantik dan
semiotika di Universitas Turin.Bila terjemahannya saja demikian,apalagi dalam
bahasa aslinya.Walaupun saya kurang tahu,apakah Eco menulisnya dalam bahasa
Italia atau Inggris.Karena sepertinya buku terbitan Bentang ini terjemahan dari
versi bahasa Inggris.
Pada akhirnya,bila anda
mencari buku fiksi historis yang sanggup memberi sudut pandang lain soal
sejarah,buku ini sangat direkomendasikan.Bila narasinya tidak membingungkan
tentu akan lebih mudah menikmati alur ceritanya.












