13 January 2014

Ulasan Buku The Road to The Empire

Kisahnya dibuka ketika Kaisar Tughlug Timur Khan berjumpa dengan Syeikh Jamaluddin yg kebetulan melewati wilayah Mongolia.Dari percakapan tersebut,Kaisar Tughlug Timur  Khan mengenali keluhuran budi sang syeikh.Dari situ,mereka mengikat janji persaudaraan dan menjaga silahturahmi yg terjalin.Sayangnya,beberapa pejabat Mongolia tidak menyukai kedekatan sang kaisar dengan Syeikh Jamaluddin.Konspirasi pun disusun untuk menumbangkan Sang Kaisar.Konspirasi yg berujung pada kematian kaisar dan permaisuri serta tersingkirnya Pangeran Pertama,Takudar Khan.Dari sinilah, Takudar menyelamatkan diri dan berjuang untuk mengembalikan kejayaan Mongolia.Bersembunyi di Syakhrizabs di madrasah Syeikh Jamaluddin.Sementara itu di Ulan Bataar, Arghun Khan,Sang Pangeran Kedua, adik Takudar ditahbiskan sebagai kaisar menggantikan sang ayah. Dengan didampingi Albuqa Khan sebagai panglima perang dan penasihat.Bukannya mewarisi kebijaksanaan sang ayah, Arghun Khan malah ingin menaklukkan Yerusalem yg dianggapnya pusat dunia. Suatu hal yg gagal dilakukan Jenghiz Khan.Dari sinilah Takudar dkk berjuang menghentikan niatan adiknya yg akan menimbulkan kehancuran kembali di wilayah kaum muslimin.
Kisah dalam novel ini sepenuhnya fiksi yg didasarkan pada sejarah Kekaisaran Mongolia.Tidak hanya diisi para ksatria pria yg gagah berani, novel ini juga dihiasi oleh para wanita yg berjiwa perkasa dan berhati mulia. Seperti Almamuchi, Karadiza, dan juga Urghana. Walaupun kisah fiktif, tokoh dalam novel ini diambil dari tokoh nyata dari sejarah Mongolia.Seperti Arghun Khan sejatinya adalah pemimpin dinasti Ilkhanin, dinasti keturunan Mongol yg memerintah Persia. Sedangkan Takudar adalah paman Arghun Khan dan anak dari Hulagu Khan. Sedangkan Tughlug Timur Khan adalah pemimpin suku -suku Mongol di padang Asia Tengah.Sejarah juga mencatat bahwa Arghun memiliki putra yg bernama Oljeytu yg kemudian menjadi penganut Syiah.Sedangkan Rasyidudin adalah sejarawan Persia yg menulis buku Jami 'al Tawarikh, atau Sejarah Dunia.Beberapa peristiwa dalam novel ini juga didasarkan pada peristiwa nyata dalam sejarah.Takudar Khan yg menjadi pemimpin dinasti Ilkhanin yg memeluk Islam pernah mengirim surat pada surat pada Sultan Mamluk di Mesir,yg menginginkan persahabatan,walaupun tidak ditanggapi oleh Penguasa Mesir.Kemudian dialog antara Tughlug Timur dengan seorang syeikh,yg kemudian membuat Tughlug Timur Khan masuk Islam juga tercatat dalam sejarah.Dalam dialog tersebut, Tughlug Timur mengatai orang Persia sebagai anjing.Sang Syeikh yg adalah orang Persia,kemudian menjawab bahwa iman mengubah seekor anjing menjadi mulia, hal inilah yg mengetuk hati seorang Tughlug Timur Khan.
Dalam buku ini, istilah adat istiadat Mongolia dijelaskan dengan gamblang.Membuat pembaca dapat mengikuti alur cerita.Serta membuktikan bahwa sang penulis melakukan riset yg mendalam tentang segala aspek kebudayaan dan sejarah Mongolia.Menurut saya pribadi,alangkah baiknya bila disertai ilustrasi.Apabila dalam buku disebutkan tentang salah satu bagian dari pakaian adat Mongolia misalnya, dengan diiringi gambar ilustrasi,membuat pembaca mendapatkan gambaran menyeluruh.
Nilai pengorbanan dari sebuah perjuangan sangat ditekankan dalam buku ini.Betapa dalam sebuah perjuangan kita akan mendapati kawan seperjuangan yg menyerah atau hilang kesabaran dan keyakinan.Bagaimana kita harus selalu meluruskan niat dan menguatkan ketabahan dalam menghadapi musuh yg sangat kuat serta mencapai tujuan yg mulia. Sang penulis sanggup menggambarkan kegundahan jati Takudar yg akan berperang melawan adik kandungnya sendiri dengan sangat baik. Kematangan dan kedewasaan Takudar juga tumbuh seiring berjalannya waktu. Sosok Takudar seperti sebuah metafora perjuangan untuk meraih tujuan mulia. Kelembutan hati Takudar bukanlah sebuah kelemahan,melainkan nilai pembeda yg membuatnya lebih mulia dari lawan -lawannya.
Para tokoh dalam novel ini sangat hidup dan manusiawi.Intrik di seputar istana digambarkan dengan sangat baik tanpa bertele-tele.Karakter masing-masing tokoh tergambar jelas dalam setiap keputusan dan tindakan yg diambil. Benar, bila novel ini sangat filmis dan kolosal.Terkadang aku membayangkan apabila novel ini diadaptasi ke dalam film. Tentu akan sangat bagus.Seorang teman di Goodreads mengatakan kalau novel ini sebenarnya berseri. Tapi entah kenapa penerbit tidak memberi keterangan demikian.Walaupun kita dapat memahami cerita dalam novel ini tanpa harus membaca buku sebelumnya, alangkah lebih baiknya bila pihak penerbit memberi keterangan bahwa buku ini berseri.Dan setelah seri ini ada lagi sekuelnya yg berjudul Tahta Awan yg mengisahkan Takudar sebagai kaisar Mongolia dengan segala intriknya.
Buku ini adalah novel karya penulis lokal yg kubaca untuk pertama kalinya setelah sekian tahun.Dan kualitasnya tidak terpaut jauh dengan karya terjemahan dari penulis asing. Buku ini seolah membukakan mataku untuk melirik novel karya penulis lokal lainnya.Mulai saat ini aku akan lebih banyak lagi membaca novel lokal lainnya yg juga tak kalah berkualitas

No comments:

Post a Comment