Guy Montag seorang pemadam kebakaran yg tugasnya justru membakar buku tanpa henti, tanpa ampun.Ada kesenangan dan kepuasan tersendiri baginya melihat buku-buku terbakar menjadi abu.Seperti halnya masyarakat yg lain ia begitu membenci buku.Hingga pertemuannya dengan Clarisse,gadis sebelah rumahnya, mengubah Montag untuk selamanya.Ia menjadi penasaran dengan buku.Ditambah perjumpaan yg tak sengaja dengan Faber, professor tua yg sangat mencintai buku.Faber dan Clarisse membuka mata hati Montag akan apa yg ia lewatkan selama ini.Hal-hal yg terluput darinya.Dan itu membawa Montag ke perjuangan yg dilaluinya demi sebuah kebenaran yg tersembunydan tertutup dari masyarakat.
Buku ini distopia klasik karya Ray Bradbury.Terbit di sekitar dekade 1950-an,dan sering dikomparasi dengan 1984 karya legendaris Orwell.Banyak dibahas di forum sci-fi Goodreads membuat aku jadi penasaran.Saat membaca halaman permulaan, novel ini terasa abstrak bagiku.Yah ada buku dibakar, masyarakat yg anti buku tapi tergila-gila dengan siaran TV dan radio.Hampir tidak ada penjelasan mendetail atas penyebab semua itu.Tapi semakin kita membaca, semakin kita memahami konteks yg diangkat sang penulis.Buku ini tergolong berat juga, butuh daya pikir dan daya konsentrasi tinggi untuk memahami konflik yg diangkat penulis.Karena akar konflik dijelaskan secara eksplisit,jadi tergantung pemahaman pembaca pribadi atas konflik yg diketengahkan.
Di bagian akhir buku,dicantumkan wawancara dengan sang penulis.Satu pernyataan Ray Bradbury yg paling berkesan bagiku,ketika ia ditanya apa kesannya menulis karakter di Fahrenheit 451 ia menjawab,
Bukan aku yg menulis mereka, tapi merekalah yg menulis aku
Pernyatan ini mengingatkan aku pada Khalil Gibran,yg menyatakan,
Ketika aku menulis Sang Nabi, Sang Nabi menulis aku
Sebuah karakter yg diciptakan penulis sanggup mempengaruhi pribadi sang penulis.Ketika ditanya tentang ending dari Fahrenheit 451 yg menggantung tanpa penyelesaian berarti, Bradbury menjawab,
Aku biarkan karakterku menyelesaikan konfliknya sendiri
Suatu jawaban cerdas yg memancing imajinasi.Menurutku ini hanya cara Bradbury untuk memaksa pembacanya lebih berimajinasi,menyimpulkan sendiri konklusinya.
Ada satu keprihatinan yg coba Bradbury ungkapkan dalam novel ini.Yaitu penyebaran budaya visual yg sangat masif melalui televisi dan radio lambat laun akan mengikis kultur membaca di kalangan masyarakat.Minat membaca yg berkurang menyebabkan masyarakat acuh terhadap ilmu pengetahuan,hingga pada titik puncaknya masyarakat akan sangat antipati terhadap buku dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.Sedikit banyak hal itu tampak pula di zaman sekarang.Hanya, budaya visualnya sudah ditambah dengan internet.Dan sebuah riset membuktikan bahwa internet dapat menurunkan minat membaca dan menulis pada anak.Sungguh memprihatinkan.Sesungguhnya apabila kita jeli,banyak kekhawatiran Bradbury dalam Fahrenheit 451 yg terjadi pada saat ini,di era modern.Walaupun ditulis hampir 50 tahun yg lalu, tema dalam novel ini masih relevan untuk saat ini.Dan bisa menjadi pengingat untuk kita akan pentingnya budaya membaca dan menulis bagi masyarakat.
01 January 2014
Ulasan Buku Fahrenheit 451
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment