Muhammad Ayyas, seorang pemuda salaf,mengadakan riset tentang kehidupan umat muslim di Rusia pada era Stalin, langsung di Rusia.Di Rusia yg menjunjung tinggi kebebasan,Ayyas menghadapi banyak godaan dari para gadis muda Russia.Selain berjuang untuk menyelesaikan penelitiannya,Ayyas juga berjuang menghadapi musuh iman yg bertebaran dimana-mana.Kehidupan bebas ala barat di Rusia sempat menggodanya.Devid, teman Ayyas sejak SMP pun terjerat dalam gaya hidup bebas tersebut. Dalam penelitiannya, Ayyas dibimbing oleh Dr. Anastasia Palazzo asisten Profesor Tomskii yg cantik jelita.Yang diam-diam menaruh hati pada Ayyas.Selain itu di apartemennya, Ayyas tinggal bersama dua gadis Rusia,Yelena dan Linor.Yang juga tak kalah cantik, serta sempat menggodanya.Sanggupkah Ayyas menghadapi ujian imannya di Rusia??
Jagalah imanmu dimanapun kamu berada,itulah pesan utama dari buku ini. Melalui tokoh Ayyas ini, sang penulis menggambarkan ujian keimanan yg dialami setiap orang. Ayyas pun manusia biasa, yg grafik imannya naik turun.Tapi Ayyas selalu mohon kekuatan kepada Allah taala,ketika ia menghadapi ujian iman yg sangat berat. Tapi ketabahan juga selalu membawa hasil yg baik pada akhirnya.Di satu sisi, penulis coba menggambarkan bahwa ujian iman yg sesungguhnya adalah ketika kita tinggal di tempat dimana musuh iman bertebaran dimana-mana.Sebagaimana yg dihadapi Ayyas.
Tokoh Ayyas digambarkan tidak terlalu tampan secara fisik. Tapi ia sangat mempesona dengan kecerdasannya.Ia juga pandai memuji,hingga Dr Anastasia Palazzo pun jatuh hati. Ayyas juga seorang pemuda yg teguh pada prinsip dan jalan hidupnya sebagai muslim. Ada satu adegan ketika Linor mencoba mempesona Ayyas dengan kemolekan tubuhnya,tapi ditolak Ayyas dengan tegas.Ayyas pun terpaksa menotoknya sampai pingsan, dan membopong Linor kembali ke kamarnya.Peristiwa ini membuat Linor malu dan marah sekali pada Ayyas.Adegan tersebut mengingatkan aku pada adegan dalam Al Quran ketika Yusuf as menolak ajakan istri Potifar, yg membuat istri Potifar murka kepadanya.Sedikit banyak sosok Ayyas memang serupa dengan Nabi Yusuf as yg sangat teguh menjaga imannya.
Walaupun kadang sering bertanya dalam hati, apakah masih ada sosok seperti Ayyas dalam kehidupan nyata, tapi aku sangat mengaguminya. Novel ini benar benar membangun jiwa seperti dalam taglinenya.Penulis mencoba mengingatkan pada para pemuda agar mencintai seseorang hanya karena Allah semata,dan hanya melalui jalan Allah. Satu kalimat yg sangat mengesankan bagiku adalah rekayasa Allah mengatasi sehebat apapun rekayasa manusia.Ini adalah karya Kang Abik pertama yg kubaca, dan nice jobs untuk Kang Abik. Seandainya novel ini difilmkan, tentu akan sangat menarik. Tapi entah kenapa novel Bumi Cinta ini kurang dilirik untuk diadaptasi ke layar lebar.Padahal ide ceritanya sangat bagus dan mengena untuk generasi muda. Semoga ada sutradara yg tertarik untuk memfilmkannya.Dan terima kasih pada Kang Abik yg telah menulis novel yg menggugah jiwa ini.
19 January 2014
Ulasan Buku Bumi Cinta
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment